Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!
Kumpulan Cerita Pendek
Kisah-kisah hidup manusia
 

Roda Kehidupan

Cerita Pendek Badarudin

Besi berkarat itu telah tiap hari dia pegang erat, hingga kapalan telapak tangannya membekas. Matanya pucat menerawang hingga seolah menembus berlapis-lapis tembok yang ada di hadapannya untuk sebuah rindu yang tertahan setelah belasan tahun dan sebuah dendam yang dia sematkan dalam hatinya yang hingga kini berkobar-kobar bagai panasnya api neraka yang selalu digambarkan dalam Kitabulah.

Seorang sipir datang dan menatapnya sinis. Membuka pintu dengan agak keras seolah dibuat-buat. Lalu mulutnya berujar, "Kamu bebas hari ini! Awas jika melakukan kejahatan lagi akan kuhajar kau hingga tak lagi kuat hidup!" lelaki itu menunduk keluar, hatinya sedikit dongkol mengikuti sipir yang selalu mengantarkan makanan setiap harinya itu tapi seolah mereka tak saling kenal.

Pagi itu, udara bebas kembali dihirupnya. Kakinya melangkah mantap, tinggal rindu atau dendam dulu yang akan ditujunya. Rambutnya telah beruban, hidupnya seolah tidak mempunyai makna lagi, Dua puluh tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk memendamnya.

***

"Aku berangkat kerja dulu!" Dodi berpamitan pada istrinya, kebetulan Gun anaknya sudah berangkat sekolah pagi-pagi benar.

"Iya Pak. Ini bekalnya," Rita istrinya memberikan bungkus nasi yang telah disiapkannya. Berangkatlah Dodi dengan wajah ceria untuk mengajar di SMP negeri di kota yang letaknya tidak terlalu jauh dari desanya. Saat melewati rumah Karman, tetanggannya, di pinggir desa itulah kejadian yang merubah seluruh hidupnya.

Karman sedang bertengkar dengan istrinya, beberapa tendangan dan pukulan telah melayang ke seluruh tubuh istrinya. Dodi mencoba melerai, Karman berang karena ditegur dan terjadilah perkelahian itu dengan Karman menyerang dulu. Karman yang kalut mengambil pisau tapi Dodi dapat merebutnya sejenak, ternyata tenaga Dodi tidaklah sebanding dengan Karman. Dodi jatuh terjerembap dan tiba-tiba karena marah Karman menusukkan pisaunya ke perut istrinya lalu berteriak-teriak bahwa Dodi telah membunuh istrinya. Jadilah Dodi berlari entah ke mana yang penting dia aman.

Berita pembunuhan menyebar, Dodi bahkan menjadi tersangka utama. Dodi bersembunyi di rumah salah satu teman kecilnya di desa seberang. Beberapa hari setelah kondisi agak aman dia pulang ke rumah di malam hari. Rita menyambutnya tidak seperti biasa. Dodi menceritakan detail kejadian yang dialaminya, tapi bukan penguatan yang didapatkannya, "Mas menyerahkan diri saja, kami akan selalu menjengukmu. Mas harus mengakui kesalahan Mas," istrinya menangis sambil mengelap air mata dengan ujung bajunya.

"Kau..., Kau... tidak percaya padaku! Tidak!" Dodi menendang pintu dapur dan menuju keluar sambil berteriak, "Aku menyesal telah menikahimu! Aku menyesal telah mencintaimu! Karena engkau tidak memercayaiku," ditinggalkannya istrinya yang sedang menangis tersedu-sedu.

Sebuah tembakan peringatan terdengar, Dodi kalut lalu berlari sekenanya. Polisi mengejarnya, Dodi tahu medan desanya dengan baik dia bersembunyi di rerimbunan bambu. Dia lolos dan berlari melewati bukit terjal dan masuk ke hutan. Bumi seolah baginya begitu mengimpit, tiada lagi tempatnya untuk pulang.

Dodi bingung harus bagaimana, yang jelas kakinya selalu melangkah dan melangkah. Hingga jalan takdirnya bertemu dengan kawanan rampok yang mengajaknya bergabung. Dalam pikirannya sebenarnya masih ada kebaikan tapi karena keyakinannya menguat dan berdalih bahwa mungkin Tuhan memang menakdirkannya jadi penjahat maka biarlah takdir Tuhan ini kujalani agar Tuhan puas dengan takdirNya. Dan jadilah dunia hitam itu kesehariannya.

Aksi demi aksi dilakukan bersama teman-teman barunya, kelompoknya begitu terkenal hingga sering nampang di koran akibat kejahatan-kejahatannya. Licinnya aksi mereka sehingga bertahun-tahun tidak pernah tertangkap. Sepandai-pandai tupai melompat pasti kan jatuh juga, pepatah lama itu seolah benar adanya. Rombongan Dodi tertangkap karena salah satu polisi menyamar menjadi korban. Dodi mendapat dua tuduhan berat, membunuh dan merampok. Polisi merasa senang karena dapat menangkap pembunuh yang selama enam bulan dicari oleh polisi Lampung yaitu pembunuhan atas istri Karman.

Next