Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!
Kumpulan Cerita Pendek
Kisah-kisah hidup manusia
 

Pasti ada yang menampung. ” ”Tapi, Pak. Barang-barang kita?” ”Pasti kita bisa dapatkan lagi. Bisa beli kalau kita sudah merdeka. Yang penting, kita satu keluarga bisa berkumpul. Berangkat sama-sama. ” Waduh, ada yang ngomong apalagi, nih? Kok, bicara soal Bandung Lautan Api? Bicara soal kemerdekaan? Yang aku tahu ada film biru ”Bandung Lautan Asmara! Halah, ngantuk kok bicara film biru. ”Tapi saya tidak ke Yogya, bung. ” ” Lho , mau ke mana?” ”Dari Yogya, saya mau ke Surabaya. Saya ingin bertempur bersama Bung Tomo. Saya ingin bahu membahu bersama arek-arek Suroboyo !” ”Saya ikut, bung. ”

”Kalau bung ke mana?” ”Saya ke Semarang saja. Saya dengar di sana kurang orang, mungkin tenaga dan pikiran saya bisa membantu kaum republiken di sana . ” Aku membuka telingaku dengan jari. Aku tidak salah dengar, nih? Masak dari tadi bicara kemerdekaan melulu, sih ? Aku membuka mataku lebar-lebar. Perlahan, aku melihat bus yang sama, tetapi dengan orang-orang yang berbeda. Ada satu keluarga yang tengah duduk bersama. Ada tentara berseragam dan bersenjata lengkap. Aku mengucek-ucek mataku. Tidak salah lihat, nih? Aryati. Engkaulah bunga di tamanku. Aryati…. . Aku memalingkah pandangan ke sekeliling.

Beberapa orang menyapa dengan ramah. ”Merdeka!” ”Merdeka!” ”Merdeka, bung!” ”Merdeka juga!” jawabku dengan lantang. Aku berusaha meyakinkan diri sendiri kalau aku tidak bermimpi. ”Dari tadi bung tertidur. Maaf, kalau obrolan kami membangunkan, bung. ” Aku menggeleng. ”Bung, mau ke Yogyakarta juga?” Aku bingung tapi aku mengangguk saja. ”Bung sepertinya bukan tentara atau pengungsi? Apa pekerjaan bung? Oh, maaf, nama bung siapa?” ”Saya Pratama. Saya penulis infotainment . ” ”Wah, bung ini seorang penulis? Wartawan?

Kawan-kawan, di bus ini ada kawan seperjuangan seorang wartawan!” ”Wartawan?” ”Wartawan?” ”Kawan dari Rosihan Anwar atau Mochtar Lubis?” ”Bukan, saya penulis biasa, ” kilahku merendah. ”Jangan begitu, bung. Dalam perjuangan tidak ada yang biasa atau luar biasa. Semuanya berjasa kepada negara. Bung merasa diri sebagai penulis biasa, tetapi di mata kami, bung adalah penyebar berita perjuangan bagi bangsa dan negara. Perjuangan kami akan bung tulis, lantas dimuat di surat kabar, kemudian rakyat tahu bagaimana kami berjuang. Bangsa ini akan semakin bersemangat memperjuangkan kemerdekaannya.

” Aku manggut-manggut. Gila, baru kemarin menulis gosip tentang pernikahan ketiga diva pop Titi DJ dan rocker Ovy /rif, eh, ketemu dengan para pejuang yang bicara soal kemerdekaan! Aku pusing! Aku butuh Aspirin dengan segera! Perbincangan seputar kemerdekaan terus berlanjut. Aku tambah pusing sebelas keliling.

Aryati. Engkaulah bunga di tamanku. Aryati…. . Aku kembali jatuh tertidur. ”Manggarai! Manggarai! Habis! Habis!” Aku masih terlelap dalam kantukku. ”Manggarai! Manggarai! Habis! Habis!” Aku masih mengantuk. Aku masih ingin tidur lebih lama lagi. ”Bang, bangun! Sudah sampai di Manggarai!” teriak kondektur seraya menguncang tubuhku. Aku terperanjat. ”Manggarai? Bukan Yogyakarta?” ” Lho , abang mau ke mana?” ”Soepomo. ” ”Sudah lewat, bang. Terus kenapa abang mau ke Yogya segala?” tanya kondektur bingung. ”Salah sebut, ”kilahku. ”Oh. ” Aku segera melihat sekeliling. Benar ini Terminal Manggarai. Beberapa bus merah sedang mangkal di sini. Orang-orang berseliweran . Kondektur berteriak-teriak. Ojek-ojek menunggu.

Pedagang menanti pembeli. Martabak sedang dibuat. Pasaraya Manggarai tutup. Pak satpam sedang berjaga. Halte busway sepi. Ah, aku sudah di Manggarai, bukan ke Yogyakarta . Aku melangkah turun dan hendak menuju ke seberang. ”Abang mau ke Soepomo?” tanya kondektur. Aku mengangguk. ”Mobil ini nanti balik lagi ke sana . ” Aku ingin melangkah dan naik ke bus yang sama, tapi tiba-tiba aku urungkan niatku itu. Aryati. Engkaulah bunga di tamanku. Aryati…. . Lagu itu lagi! Lagu itu lagi! Aku menggeleng pelan lantas melangkah pergi dari bus itu.

Kondektur tidak ambil pusing. Aku berjalan menuju tempat ojek biasa mangkal. Malam ini aku mau naik ojek saja. Aku tidak ingin naik bus itu lagi. Aku ingin sampai secepatnya ke Soepomo. Aku tidak ingin mendengar lagu keroncong itu lagi, lebih baik telingaku mendengar lagu ”Kucing Garong”saja. Lebih aman!

***

Previous