Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!
Kumpulan Cerita Pendek
Kisah-kisah hidup manusia
 

Cerpen, Aku

Cerita Pendek Agus Ainur Roziqin

Aku mungkin sudah gila. Setidak-tidaknya berada dalam stadium awal menuju gila.Aku rebahkan tubuhku yang lelah. Di tepian jalan yang ramai.Aku gila ?.Apa salahnya menjadi gila? Tidak ada salahnya.

Menjadi gila bisa menjadi jalan terbaik menyelesaikan beban hidupku. Aku bisa merdeka dari beban-beban hidup. Berjalan ke mana saja.Tidur di mana saja.Telanjang.Menyanyi. Menangis. Jika seandainya aku membunuh, tidak akan dipenjara.Paling-paling dilemparkan ke RSJ. Menjadi gila adalah sebuah kemerdekaan. Orang lalu lalang di trotoar. Aku dulu seorang pejabat penting di sebuah departemen yang basah.Dengan kekuasaan yang luas, menentukan abang birunya suatu proyek.

Tetapi dalam hati sering timbul pertanyaan. Apakah aku ini pejabat ? Atau sekadar perampok !?.Tidak adanya bedanya. Semakin hari semakin tipis-tipis saja.Aku terkadang merampok.Mencopet. Mencuri.Memerkosa.Aku mengumpulkan harta. Menimbunnya. Menyantapnya dengan lahap di setiap malam.Mulai dari sudut - sudut restoran sampai kamar-kamar hotel. Sekarang, aku terbuang. Gila.Nyasar di sepanjang trotoar. Aku menghampiri seseorang yang menyandarkan tubuhnya di dinding pagar taman kota . Ia merokok.Asapnya mengepul.Putih.Ia begitu menikmatinya. Seperti sedang orgasme dengan rokok.Aku mencoba tersenyum.

Menepuk pundaknya.Sok akrab. ”Sudah lama.” Orang itu bengong ”Sudah lama aku tidak merokok.” Dia menyodorkan sebatang rokok kretek.Aku tersenyum.Tanganku bergerak cepat. Dengan rakus kumasukkan rokok itu ke mulutku.Dia memberiku korek api.Dinyalakan.Asap segera mengepul.Setiap sedotan kunikmati dengan kekhusyukan hati. Rasanya sudah berabad-abad tidak merokok. ”Rumahmu di mana ? ” Aku tertawa. ”Kamu tidak punya rumah !” ”Jika aku punya rumah.Aku tidak akan berada di sini.” Dia tertawa. Giginya kuning.Terlihat di antara asap rokok. ”Aku tahu.Kamu dibuang keluargamu, karena kamu gila.”

”Aku tidak gila !” Ia tertawa.Jelek sekali tawanya. ”Aku sebenarnya seorang pejabat.” Tawanya semakin ngakak. ”Dasar orang gila.” Ia segera pergi meninggalkanku sendirian. Rokok kusedot dalam-dalam. Ia tidak percaya aku pejabat.Tapi,masak pejabat bajunya kucel, penuh tambalan, tubuhnya bau. Aku harus segera berganti baju.Biar orang percaya.Aku terkadang merasa masih pejabat. Biarpun sudah dipecat karena korupsi. Sesaat kemudian ia kembali.Tawanya jelek.

Giginya kuning. Menjengkelkan. ”Kamu percaya aku pejabat ?” ”Iya,aku percaya.Tapi itu dulu.” Aku bengong.Dia tahu,siapa aku ?. ”Aku tahu,siapa kamu.Pejabat negara. Koruptor.” ”Aku tidak pernah korupsi.”Aku teriak Dia tertawa.Aku tidak berani melihat wajahnya. ”Kamu merasa masih pejabat !?” Aku mengangguk ” Sekarang,kamu orang gila.Yang bisa setiap saat mati di got.Digorok.Disodomi. Dicincang. Dagingmu untuk campuran bakso.” Aku merinding. ”Kamu takut ? Orang gila kok punya takut !.” ”Aku tidak gila !!.”aku teriak kembali ”Aku tahu kamu tidak gila.Tapi sinting. Sudrun.Grazy.Mad.” Aku melihat gigi kuningnya.

Muak. Mau muntah.Aku jadi ingat sesuatu. Aku perhatikan wajah orang itu dalamdalam. Aku sepertinya mengenalnya. ” Kamu Sastro, iya kan !. Kamu ingat.Kita pernah satu partai.” Kami berpelukan. ”Kamu juga gila !?.”tanyaku Dia tertawa. ”Aku ikut kamu.Menjadi gila.” Aku mulai karierku sebagai orang gila sepuluh tahun yang lalu.Saat aku berhasil menjadi pejabat penting di sebuah departemen.Aku mengurusi proyek. Menentukan siapa yang akan menangani suatu proyek.

Aku dipilih atasan, bukan karena aku mampu di bidang proyek bangunan. Sedikit pun aku tidak paham. Hanya satu alasan. Atasan dekat denganku karena banyak kesamaan. Sama-sama suka mabuk. Ngelonte. Karaoke atas - bawah. Dan yang penting sama-sama doyan uang.Culas.Tidak jujur.Tentu maling akan berjamaah dengan maling juga. Dari sinilah aku belajar menjadi gila. Bagaimana tidak gila.Proyek yang sebesar tiga ratus juta rupiah.Aku kepras limapuluh juta.Tapi jangan bayangkan aku rakus.Aku hanya dapat lima juta.Yang lain,untuk setor ke atas dan kanan-kiri.

Tentu tanpa kuitansi atau tanda terima lainnya.Dan yang lebih gila lagi,kontraktornya bisa membuat laporan dengan jumlah total tiga ratus juta rupiah.Entah dari mana dia mendapatkan uang lima juta untuk menggenapi.Gila. Kebiasaanku yang gila mendorong aku untuk menjadi gila sungguhan. Aku terbiasa hidup di alam maya.Sulit untuk menerima fakta.Aku tidak menerima fakta bahwa uang proyek sudah kukepras.Kontraktor harus membuat laporan uang utuh.Aku tidak bisa menerima fakta.kayu kusen-kusen sebuah sekolah SD hanya dari kayu meranti.

Next