Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!
Kumpulan Cerita Pendek
Kisah-kisah hidup manusia
 

Tok..Tok..Tok. Pintu gerbong kembali ada yang mengetuk. Ada sekilas senyum di bibir Sekar, senyum yang tak dilihat oleh lelaki yang berada di gerbongnya. Ia segera membuka pintu gerbongnya. Seolah ia telah melupakan kehadiran lelakinya. Lelaki yang kini tampak terkejut.
“Senja!” Seru lelaki itu. Kaget, panik, takut. Dalam mimpi pun ia tak berani membayangkan gambaran yang terpampang di hadapannya seperti sekarang ini. Mimpi buruk semua lelaki yang berselingkuh: saat istri dan wanita selingkuhannya berada dalam satu ruang. Lebih mengerikan lagi karena ia si lelaki itu, hadir di antara mereka.

“Waktunya telah tiba Sekar,” perempuan yang dipanggil Senja itu berbicara dengan tenang dan nada membujuk, tak mengindahkan panggilan lelaki itu.
Sekar tersenyum dan mengambil sebilah pisau yang ia sembunyikan di bawah bantal. Saatnya merealisasikan rencananya yang telah sempat ia kubur beberapa bulan sebelumnya. Yah, ia sempat ragu. Tapi pertemuannya dengan Senja membuatnya merasa lebih yakin dengan apa yang akan ia lakukan detik ini.

“Apa maksudnya Sekar? Senja, ada apa ini? Kenapa kau bisa ada di sini?”

“Lelaki egois! Kini kau tak bisa lagi hidup!”

Jam berdentang dua kali, pagi telah menjelang. Kereta pun sudah sampai di stasiun. Entah di kota apa. Baik Sekar maupun Senja tak peduli. Kini mereka telah bebas dari lelaki yang membuat mereka hidup dan nyaman.

***

Dua perempuan turun dari kereta pagi itu. Tersenyum kepada petugas peron yang menanti di stasiun. Puluhan orang yang turun naik kereta itu tak ada yang memperhatikan bahwa kedua perempuan yang baru turun itu saling mengenggam tangan mereka, ingin saling memberikan kekuatan karena mereka telah menghabisi kekuatan mereka yang dulu. Memulai hidup baru di kota yang mereka tentukan berdasarkan lemparan koin. Tak peduli apapun.

“Terimakasih Sekar.”

Sekar tersenyum. Ringan, hatinya menjadi ringan. Beban berat yang dulu menindih hatinya kini telah terangkat. Ia menang, kebenaran yang tak perlu diketahui oleh siapa pun. Termasuk Senja.

Ia bahagia mengetahui kenyataan bahwa samudra hatinya telah memilihnya. Tapi bahagia lebih merasukinya karena ia telah mendahulukan darah dagingnya daripada lelaki yang ia cintai.

Senja adalah adiknya, tak ada yang mengetahui ini. Termasuk lelaki yang sama-sama mereka cintai.

***

Previous